Kita seringkali meminta berkat yang berlimpahan kepada Tuhan baik berkat jasmani maupun rohani. Bahkan fokus kita dalam berdoa , melayani , maupun memberi selalu kepada berkat melimpah sebagai balasan semua itu. Dan hasilnya dapat kita lihat berkat Tuhan seringkali berlimpah dalam hidup kita. Tapi sering juga Tuhan pelit terhadap kita. Kita hanya diberi sedikit sekali berkat. Kita sering protes dan mengatakan Tuhan tidak adil. Benarkah demikian ?
Dalam lingkungan Kristen , seringkali saya melihat anak - anak Tuhan yang tadinya kekurangan , tiba - tiba mendapat berkat melimpah sehingga menjadi kaya. Dan sebagian besar dari mereka ini , kelihatannya tetap setia kepada Tuhan . Masih sering ke gerja atau melayani. Tetapi ada yang berubah sebenarnya. Tadinya sabar , mendadak pemarah. Tadinya sering saat teduh , mendadak malas. Tadinya banyak ikut kebaktian diluar hari Minggu , mendadak jarang sekali. Kalau dulu diminta melayani sering menjawab : Siap pak pendeta , sekarang : Aduh lagi sibuk nih pak pendeta. Hal inilah yang membuat Tuhan seringkali pilih - pilih dalam memberkati. Tidak setiap anak Tuhan bisa tetap setia kalau diberkati melimpah.
Lalu apakah kita tidak boleh minta berkat ? Boleh saja. Tetapi sebaiknya bukan berkat melimpah yang kita minta , tetapi berkat yang menjadi bagian kita. Dalam doa Bapa Kami , berkat yang diminta hanya makanan yang secukupnya , bukan berlebihan. Dalam dunia kedokteran , makanan yang berlebihan tidak baik untuk tubuh. Karena dapat membuat orang kena penyakit kolesterol , jantung dan lainnya. Dalam Amsal 30 : 8-9 disebutkan : Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kekayaan atau kemiskinan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya , kalau aku kenyang , aku tidak menyangkalMu dan berkata : Siapa Tuhan itu ? Atau kalau aku miskin , aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku. Dalam ayat ini sangat menarik sekali. Penulis Amsal mengetahui " bahaya " dibalik berkat. Tetapi dia juga mengetahui kalau kemiskinan juga punya "bahaya" tersendiri. Maka daripada itu penulis Amsal menyatakan kalau dia hanya menginginkan berkat yang menjadi bagiannya saja. Sebab dia tahu berkat yang telah disediakan Tuhan baik banyak maupun sedikit tidak akan membuat dia menjauh dari Tuhan atau mencemarkan nama Tuhan.
Lalu bagaimana dengan kita , apakah kita bisa seperti penulis Amsal itu. Ya itu berpulang kembali ke diri masing - masing. Segala kemuliaan bagi Allah.
0 komentar:
Posting Komentar